Monday, April 27, 2020

Eksposisi singkat Kejadian 4:20, 21 dan 22: Apakah kekayaan dan kesuksesan merupakan tanda bagi orang yang diberkati oleh Tuhan?

 


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering diajak berpikir bahwa orang yang diberkati oleh Tuhan adalah orang yang hidupnya kaya raya dan penuh dengan kesuksesan di dalam karier ataupun materi. Tetapi menurut sebuah kisah yang terkenal di Alkitab kita dapat belajar bahwa orang yang dikutuk oleh Tuhan pun masih dapat menikmati kekayaan dan keberhasilan materi di dalam hidupnya.

Sehingga kita tidak seharusnya berpegang pada anggapan bahwa orang yang kaya pasti diberkati oleh Tuhan, ataupun orang yang diberkati Tuhan maka pastilah ia akan menikmati kekayaan dan gelimangan harta di dalam hidupnya.

Kita akan melihat bagaimana suksesnya Kain, manusia yang telah dikutuk oleh Tuhan itu.

Kain berhasil membangun sebuah kota
Di mata orang modern yang sangat mengagungkan pencapaian, karya dan prestasi, Kain adalah orang yang membanggakan. Betapa tidak, setelah Tuhan mengutuk Kain dan tanah pun menolak dia, Kain tidak kehabisan akal dan tidak kehabisan daya upaya. Siapa bilang, orang yang hidupnya sudah dijauhkan dari Tuhan maka hidupnya tidak bisa sukses?

Kain sangat sukses, ia membangun kota. Ia adalah developer pertama di dunia. Apakah kita pernah bertemu langsung dengan seorang developer yang sukses? Bukankah mereka juga orang yang kaya raya serta mampu menerbitkan decak kagum di hati kita? Nah, sekarang kita tahu bahwa Kain yang dikutuk Tuhan pun bisa sukses seperti mereka-mereka itu. Bahkan Kain sudah jadi perancang kota, jauh sebelum ada developer lain di dunia.

Tentu saja dengan berkata begini bukan berarti saya menganggap pekerjaan seorang developer adalah pekerjaan yang berdosa. Tentu saja tidak sesederhana itu, dan tentu saja tidak bijaksana jika kita menilai seseorang semata-mata dari pekerjannya, tanpa mempertimbangkan sikap hati mereka sama sekali. Namun fakta bahwa Kain mampu membangun kota bahkan setelah Tuhan mengutuk dia, mengajarkan kita setidaknya dua hal:

Pertama, orang yang dikutuk Tuhan, belum tentu hidupnya di dunia akan mengalami kemalangan.
Kedua, orang yang sukses di dunia ini, belum tentu adalah orang yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan. Sebab yang dikutuk pun masih bisa sukses.

Kain memiliki banyak keturunan
Kalau saja Alkitab tidak pernah ditulis, maka orang-orang yang tidak punya anak akan merasa menderita sekali, karena akan dianggap sebagai orang yang tidak beruntung. Bahkan bagi kebudayaan tertentu, orang semacam itu bisa dianggap sebagai orang yang dijauhi oleh Tuhan.

“Banyak anak banyak rejeki,” demikian perkataan orang di zaman kita. Keberuntungan seseorang sering diukur dari banyaknya anak yang dimiliki. Sehingga orang yang tidak punya anak tentu saja akan dianggap sebaliknya, otomatis bukan?

Jika seperti itu, maka sekali lagi harus kita katakan bahwa Kain adalah orang yang beruntung. Ia tidak pernah dicatat dalam Alkitab sebagai orang punya masalah dengan istri yang rahimnya tidak subur. Abraham berkutat dengan masalah istri yang mandul. Zakaria juga mengalami persoalan dengan Elisabet yang mandul. Dan barangkali ada di antara kita yang juga sama seperti itu.

Tetapi Kain tidak. Itu bukan persoalan bagi dia. Keturunan kain banyak. Justru Habel yang tidak punya keturunan. Dari kacamata dunia, Kain adalah sosok yang beruntung, sementara Habel adalah orang yang sial.

Keturunan Kain adalah pribadi-pribadi yang handal di bidangnya
Bukan saja Kain itu punya banyak keturunan, tetapi Alkitab juga menyebutkan bahwa keturunan Kain adalah orang-orang top yang sangat mungkin akan diwawancarai oleh Forbes sebelum dimasukkan ke dalam daftar orang kaya di majalahnya itu.

Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak. (Kej 4:20)

Salah seorang keturunan Kain berhasil menjadi peternak yang sukses, dan menjadi bapa orang-orang Nomaden yang suka mengembara. Agaknya Yabal ini adalah seorang yang memiliki peternakan sangat besar di berbagai tempat sehingga ia harus mendirikan berbagai bangunan semi permanen agar mobilitasnya tetap tinggi sementara ia mengawasi kawanan ternak yang dimilikinya.

Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling. (Kej 4:21)

Kalau Yabal sukses dengan dunia peternakan, maka Yubal adiknya adalah seorang penemu sekaligus pemain musik yang sangat handal. Pikirkan Mozart atau Beethoven, pikirkan siapa saja musisi paling handal di jaman kita. Sulit untuk tidak kagum pada orang-orang yang mahir dalam bidang kesenian bukan? Sekaligus sulit membayangkan betapa besar bakat dan talenta yang dimiliki oleh orang-orang beruntung itu.

Kain juga tidak kalah hebat. Salah seorang keturunannya adalah jenius di bidang musik, seorang pria yang sangat bertalenta.

Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. (Kej 4:22)

Sektor peternakan sudah digarap, sektor kesenian sudah dirambah, maka kini kita berjumpa dengan orang sukses berikutnya, yaitu seorang industrialis yang sukses mengelola hasil bumi berupa mineral. Ia mengolah tembaga dan besi sehingga menjadi alat-alat yang berguna di dalam kehidupan masyarakat pada masa itu.

Tubal-Kain bukan saja berhasil menemukan dan menggali tembaga dan besi dari dalam tanah. Ia juga berhasil mengolah bahan baku dasar tersebut menjadi alat yang berguna. Forbes pasti akan memasang nama Tubal Kain dalam majalahnya, sebagai bos tembaga sekaligus raja besi dunia.

Sulit membayangkan Kain sebagai pria yang malang, walau pun ia dikutuk Tuhan. Kain sendiri pun mungkin sudah lupa akan statusnya sebagai orang yang dibuang dari hadapan Tuhan. Kesuksesan demi kesuksesan, terus mengalir dalam hidupnya. Seperti inikah profil orang yang dikutuk Tuhan?

Bagi kita orang modern, Kain dan keluarganya adalah kalangan elit yang terhormat dan membanggakan. Kita pasti akan membicarakan keluarga ini pada  obrolan di tengah-tengah acara arisan keluarga kita. Dan sangat mungkin ada  banyak dari kita ingin memajang foto-foto di ruang tamu yang memperlihatkan momen membanggakan pada saat kita sedang bersalaman dengan Kain atau salah satu keturunan keluarganya. Bersalaman dengan Yabal si musisi handal sambil berfoto bareng Tubal-Kain sang raja besi di rumah peternakan nan luas dan mewah milik Yubal. Siapa yang akan menolak? Apalagi kita tahu bahwa tiga orang itu adalah keturunan dari city developer terkemuka pula. Rasanya kita mau sekali berelasi dengan keluarga ini, karena siapa tahu kita pun bisa kecipratan sukses dari apa yang dipunyai oleh mereka.

UNTUK DIRENUNGKAN
Itulah gambaran dari jalan kemuliaan keluarga Kain. Sesuai namanya, Kain mendapat banyak hal dalam hidup ini. Tapi dia tidak mendapatkan relasi dengan Tuhan. Dalam kekayaannya, Kain tidak pernah lagi berbicara dengan Allah. Tapi peduli amat bukan? Toh dia sudah kaya, dia sudah memiliki segala-galanya di dunia ini. Dalam kematiannya, Habel masih bisa berbicara dengan Allah. Tapi peduli amat juga kan? Toh dia sudah mati, dia sudah kehilangan segala-galanya di dunia ini.
 
Kalau kita bisa memilih, kehidupan mana yang lebih menarik untuk dipilih? Jalan hidup Kain yang membuat Forbes (dan sebagian besar dari orang di jaman kita) angkat topi? Atau jalan hidup Habel yang sia-sia?

Jalan hidup Habel mirip dengan jalan kehidupan Yesus. Dan, jalan kehidupan Yesus adalah jalan kehidupan yang tidak mungkin membuat Forbes angkat topi. Jauh lebih mungkin bagi Forbes untuk memilih angkat kaki dari hadapan Dia, ketimbang angkat topi untuk Dia. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan belas kasihan dan bijaksana dalam memilih jalan hidup kita. Amin. (Oleh: Izar Tirta)


Kunjungi website Kristen kami lainnya disini