Monday, April 13, 2020

Apa artinya: Sebelum ayam berkokok 2 kali, Petrus menyangkal Yesus Kristus 3 kali?

Ketika seekor ayam lebih setia daripada seorang murid...

Sebelum ayam berkokok 2 kali, Petrus menyangkal Yesus Kristus 3 kali


Kata Petrus kepada-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Markus 14: 29,30)



Rekomendasi Buku 
"Mengapa Engkau Meninggalkan Aku"
 
Petrus belum benar-benar menyadari apa yang sedang terjadi dengan Yesus Kristus dan ia juga tidak betul-betul memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri. Itulah sebabnya Petrus merasa sangat yakin bahwa ia memiliki keberanian untuk mengikut Yesus kemana pun Dia pergi, bahkan menuju kematian sekalipun.[Baca juga: Perbedaan antara perbuatan daging dan Buah Roh. Klik disini.]

Akan tetapi respon Tuhan Yesus terhadap Petrus ternyata sangat di luar dugaan. Bahkan Petrus pun tidak mengira akan menerima tanggapan seperti itu.

Di sini kita belajar bahwa keyakinan seseorang, betapapun kuatnya, tidak serta merta sama dan sebangun dengan kenyataan yang ada. Tuhan mengerti isi hati kita jauh lebih dalam daripada diri kita sendiri. Adakalanya kita begitu confident akan diri kita, iman kita, keberanian kita, bahkan “keberhasilan” kita di dalam melayani Tuhan. Tetapi pada akhirnya, hanya Tuhan saja yang benar-benar mengerti apa yang sesungguhnya terjadi di dalam diri kita. [Baca juga: Mengapa Kekristenan tidak mengakui Apocrypha sebagai Kitab Suci? Klik disini.]

Dari ucapannya Petrus terlihat sangat beriman, sangat cinta Tuhan, sangat setia dan sangat berlainan dengan murid lain yang terlihat sebagai penakut. Tetapi apakah Petrus memang seperti apa yang dipikirkannya sendiri? Tuhan Yesus membuka jati diri Petrus yang bahkan Petrus sendiri pun sama sekali tidak menyadari.

Bagaimana dengan kita? Ada kalanya kita juga seperti Petrus. Yang begitu percaya diri, yang merasa lebih baik dari orang lain, yang merasa sudah sangat memahami Yesus Kristus dan merasa sangat siap untuk membela Dia. Tetapi jangan-jangan ucapan Tuhan Yesus kepada Petrus pun ternyata adalah ucapan yang dapat ditujukan pula kepada diri kita.

Sebelum ayam berkokok dua kali
Ada penafsir yang mencoba mencari tahu berapa kali sebetulnya ayam berkokok sebelum datangnya waktu fajar. Menurut mereka, biasanya ayam berkokok sebanyak tiga kali, yaitu tengah malam, sekitar jam 3 pagi dan terakhir sekitar jam 5 pagi yaitu menjelang terbitnya matahari. Sehingga ketika Yesus mengatakan sebelum ayam berkokok dua kali, maka hal itu dapat disimpulkan bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum jam 3 pagi. Sudut pandang seperti ini saya pikir cukup menarik. [Baca juga: Rasa bersalah yang membawa pada pertobatan dan pengampunan. Klik disini.]

Tetapi mengetahui fakta (atau teori) semacam itu saja barangkali kurang membawa kita kepada suatu kekayaan pengertian tentang betapa dalamnya Petrus telah jatuh ke dalam dosa. Apalagi catatan tentang “ayam yang berkokok dua kali” ini ternyata tidak terlalu ditekankan pula oleh para penulis Injil yang lain. Hanya Markus yang mengutarakan hal tersebut. Sehingga sepertinya tidak jadi persoalan apakah Petrus menyangkal sebelum jam 3 pagi atau sebelum jam 5 pagi. Penulis Injil lain malah tidak membahas hal itu sama sekali.

Jadi apa yang dapat kita pelajari dari catatan Markus yang cukup unik ini?
Secara umum kita mengetahui bahwa ayam berkokok karena ia mengenali akan datangnya sang fajar, yaitu terang yang datang ke dalam dunia yang gelap. Jika ayam saja yang hanya seekor binatang yang rendah, bisa mengenali terang dunia yang berasal dari matahari, mengapa Petrus yang adalah seorang manusia yang mulia,  tidak bisa mengenali Sang Terang sejati? Petrus menyangkal bahwa ia kenal dengan Tuhan Yesus. Petrus sudah sekian lama mengikut Yesus, sudah sekian lama melihat perbuatan dan tanda-tanda ajaib Yesus, tapi ia tetap gagal mengenali Sang Terang sejati itu.

Ayam saja begitu setia menyambut pergantian hari, begitu konsisten dalam memberitakan datangnya sang terang yang berasal dari matahari. Mengapa Petrus justru menyangkali Sang Terang itu? Dan jika ayam saja berkokok hingga dua kali untuk mempermuliakan Tuhan, mengapa Petrus menyangkal bahkan sampai tiga kali untuk mempermalukan Tuhannya? Betapa dalamnya kejatuhan Petrus dalam gambaran ini, bukan?

Tentu saja, seorang manusia tidak sepantasnya disandingkan dengan seekor ayam. Tetapi disini kita melihat suatu ironi yang besar. Ia yang menyangka bahwa dirinya begitu tinggi, pada akhirnya harus mendapati bahwa ia telah melakukan perbuatan yang sangat rendah. Ia yang menyangka bahwa dirinya sangat setia, pada akhirnya harus belajar dari kesetiaan seekor ayam dalam menjalankan fungsinya di dunia.

Kita tidak lebih baik dari Petrus, oleh karena itu sangat mungkin kita juga tidak lebih setia dari seekor ayam, ciptaan Tuhan yang rendah itu. Ada beberapa point yang dapat kita pikirkan.

Pertama
Persoalan manusia di dunia ini adalah bahwa mereka sering menilai diri mereka terlalu tinggi di hadapan Tuhan. Bagi orang yang tidak percaya kepada Yesus, mereka merasa bahwa diri mereka cukup baik sehingga tidak memandang perlunya seorang Juruselamat.

Tetapi sebagai orang yang sudah percaya pun, janganlah kita merasa terlalu yakin terhadap diri kita sendiri. Kejadian yang menimpa Petrus hendaklah menjadi peringatan bagi kita. Sudah seberapa jauhkah kita mengenal Yesus Kristus? Petrus pikir dia sudah mengenal Kristus, tetapi kita tahu bahwa ternyata ia keliru.

Kedua
Betapa pentingnya memelihara kerendahan hati di hadapan Tuhan dan di hadapan sesama kita. Ketimbang merasa sudah cukup baik di hadapan Tuhan dan cukup baik dibandingkan anak Tuhan yang lain, ada baiknya kita senantiasa melihat diri kita sebagai orang gagal yang senantiasa membutuhkan pertolongan dan belas kasihan Tuhan.

Ketiga
Orang yang berteriak-teriak bahwa ia sedang membela Tuhan, belum tentu merupakan tanda atau ciri bahwa ia sudah mengenal Tuhan.

UNTUK DIRENUNGKAN
Bencana global yang sedang melanda dunia saat ini setidaknya membantu kita untuk melihat bahwa kita tidak jauh lebih kuat bahkan dibandingkan dengan organisma yang sangat kecil sekalipun. Sama seperti Petrus yang ternyata tidak lebih setia daripada seekor ayam. Oleh karena itu, atas dasar apa kita bisa merasa lebih kuat dari kuasa dosa yang sedang menggerogoti jiwa kita saat ini?

Jika orang sebesar Petrus saja bisa melakukan kesalahan yang sedemikian dalam, apalagi kita.

Biarlah momen Paskah yang kita rayakan ini mengingatkan kita bahwa tidak selamanya kita akan tinggal di dunia ini, bahkan Yesus pun pada akhirnya pergi dari dunia ini melalui kematian-Nya.

Biarlah momen Paskah yang kita rayakan ini juga mengingatkan kita bahwa ada suatu pengharapan akan datangnya suatu hidup baru yang ditawarkan oleh Yesus yang bangkit itu. Apabila Ia datang, jangan sampai kita gagal mengenal Dia sedemikian rupa hingga kita menyangkali Dia.

Kiranya Tuhan memberkati. Amin.


Beberapa pertanyaan reflektif:
Apa maksud dari perkataan di dalam Markus 14:29,30?
Mengapa Petrus menyangkal Tuhan Yesus?
Mengapa ayam berkokok dua kali?
Apa artinya ayam berkokok dua kali?
Mengapa Petrus semula ingin ikut mati bersama Tuhan Yesus?
Mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa Petrus akan menyangkal Yesus?