Sunday, March 4, 2018

Karena semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah : Renungan dari Roma 3:23 bagian B


 
Oleh: Izar Tirta

Pendahuluan:
Dalam tulisan saya yang berjudul Eksposisi Roma 3:23, saya telah menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan “semua orang” dalam ayat tersebut  adalah “semua orang percaya” sehingga di dalam tulisan ini kita akan membahas tentang “Semua orang percaya yang telah kehilangan kemuliaan Allah” tersebut. Saya telah membuat pula tulisan dari Roma 3:23 ini yang berjudul  Karena semua orang telah berbuat dosa.”

Implikasi:
Orang percaya pun berada di dalam kondisi kemerosotan sifat-sifat mulia atau sifat-sifat Ilahi yang ada pada dirinya. Untuk lebih jelas mengenai kemerosotan diri kita, silahkah baca penjelasannya secara terperinci dalam tulisan berjudul Eksposisi Roma 3:23.

Dalam Kitab Kejadian pasal 1 kita tahu bahwa manusia telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ini adalah suatu bentuk kemuliaan Ilahi yang ditanamkan di dalam diri manusia. Saat ini kita sulit melihat kemuliaan Ilahi yang ada dalam diri manusia, karena kita sekarang hidup di dalam zaman dimana manusia telah jatuh ke dalam dosa.

Mazmur 8:1-9, mencatat tentang betapa mulianya manusia sebagai ciptaan Allah:

(1) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. (2) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. (3) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: (4) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? (5) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. (6) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: (7) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; (8) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. (9) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

Ada beberapa hal atau karakteristik, menurut pemazmur, yang menjadikan manusia begitu mulia. Kemuliaan manusia menurut Mazmur 8 tersebut, tergambar dari ciri-ciri sebagai berikut.
  • Manusia begitu mulia, karena Allah pun sampai mengingatnya.
  • Manusia begitu mulia, karena Allah pun sampai mengindahkannya.
  • Manusia dibuat hampir sama seperti Allah.
  • Manusia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat oleh Allah sendiri.
  • Manusia diberi kuasa atas buatan tangan Tuhan
  • Segala ciptaan lain diletakkan di bawah kaki manusia oleh Tuhan.
Pada bagian akhir, pemazmur mengembalikan kemuliaan tersebut kepada Tuhan. Sebab di dalam menciptakan manusia yang mulia inilah, kemuliaan Tuhan juga terlihat semakin nyata bersinar.

Betapa luar biasanya kemuliaan seorang manusia itu bukan? Akibat dosa, kemuliaan yang ditanamkan di dalam diri kita ini semakin lama semakin merosot. Perbuatan-perbuatan manusia tidak lagi hampir sama seperti Allah, melainkan justru kebalikannya. Jika Allah adalah Pribadi yang mengasihi, maka manusia kini menjadi pembenci. Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Alkitab mencatat anak-anak dari Adam dan Hawa mulai saling membunuh. Mereka bersaudara, namun karena masalah iri hati seorang saudara dapat dengan mudah membunuh saudaranya yang lain. Tentu saja ini sikap dan perbuatan yang sama sekali tidak mirip dengan sikap dan perbuatan Allah bukan?

Berdasarkan analisa terhadap kata “kehilangan” kemuliaan Allah yang telah saya bahas dalam tulisan Ekposisi Roma 3:23, kita tahu bahwa kata kehilangan tersebut akan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi “sedang dikurangi” Kekuatan atau daya hancur dosa begitu dahsyat sehingga kita manusia hanya dapat bersikap pasif saja sementara kemuliaan kita semakin hari semakin berkurang. Tidak heran jika Tuhan memperingatkan Adam dan Hawa bahwa “pada saat kamu memakannya (buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat), kamu akan mati. (Kejadian 2:16). Walaupun manusia tidak segera mati secara fisik, namun secara rohani, sebagaimana diungkapkan pula dalam Roma 3:23 ini, kita semua sedang menuju pada kematian.

Istilah mati yang muncul dalam Kejadian 2:16 tersebut diungkapkan dengan istilah “kehilangan” kemuliaan Allah. Kata kerja yang bersifat present pasive yang dipakai dalam Roma 3:23 itu adalah suatu gambaran tentang betapa tidak mampunya kita dalam melawan kekuatan dosa yang sedang bekerja tersebut. Kondisi kemerosotan ini menarik atau menyeret sifat mulia orang percaya ke dalam kepudaran dengan kekuatan yang lebih besar dari pada kekuatan untuk melawannya. Ini sejalan dengan pengakuan Rasul Paulus dalam Roma 7:18-26 yang telah saya bahas dalam tulisan “Karena semua orang percaya telah berbuat dosa”

Jika demikian, apakah kita manusia tidak punya harapan lagi? Masih ada. Di dalam Yesus, masih selalu ada harapan.

Kita hanya dapat menang melawan kondisi keberdosaan kita jika kita bergantung pada Yesus. Kita tidak dapat melawan kekuatan dosa yang jelas-jelas lebih besar daripada kekuatan kita. Tetapi kita punya Tuhan Yesus yang telah menang atas kuasa dosa. Sehingga hanya di dalam Dia dan oleh Dia lah kita punya harapan untuk menang atas kondisi keberdosaan tersebut.

 Itu sebabnya Yesus berkata diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Ada banyak contoh dimana orang Kristen yang sudah percaya pun jatuh ke dalam dosa. Hal tersebut memalukan memang, namun hal tersebut dalam artian tertentu masih wajar, karena sekalipun kita sudah dibenarkan, kondisi kerohanian kita sendiri secara alami sedang berjalan ke arah menurun atau mengalami kemerosotan sebagai akibat dari kejatuhan ke dalam dosa.

Itu sebabnya Paulus pernah berkata: Tetap kerjakan keselamatanmu.

Penutup:
Jangankan orang lain diluar Kristus, orang yang sudah di dalam Kristus pun tidak kebal terhadap pengaruh dosa yang secara dahsyat menghancurkan diri kita. Orang di luar Kristus adalah orang yang tidak menyadari keberdosaan dirinya dan cenderung merasa bahwa mereka dapat menyelamatkan diri melalui keberhasilan mereka dalam melaksanakan kaidah-kaidah Agama. Dalam Alkitab adalah contoh yang tepat sekali, yaitu ketika seorang muda yang kaya datang menemui Yesus dan bertanya tentang bagaimana cara diselamatkan. Orang muda ini tidak menyadari keberdosaan dalam dirinya dan mengira bahwa ia sudah cukup baik dalam menjalankan Hukum Taurat. (Untuk lengkapnya silahkan baca tulisan tersebut dengan klik tulisan saya berjudul “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?”)

Bersandar pada Tuhan karena tanpa Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa.