Tuesday, March 15, 2022

Apakah kita harus bersaksi bagi Kristus?

Ataukah bersaksi itu merupakan sekedar pilihan saja?
Sebuah perenungan dari Kisah Rasul 1:6-8
Apakah Tuhan ingin kita mencari tahu tentang tibanya akhir zaman?
Dimanakah letak kesalahan para murid Kristus?

 


 

Tidak sedikit orang di dunia ini yang ingin mengetahui kapankan akhir zaman itu tiba. Dan tidak sedikit pula orang yang menganggap kesaksian Kristen merupakan sebuah pilihan hidup, yaitu suatu perbuatan yang boleh dilakukan boleh pula diabaikan. Melalui ayat-ayat Firman Tuhan yang akan kita baca berikut ini, kita tahu bahwa anggapan-anggapan kita itu merupakan suatu hal yang tidak berkenan di hati Tuhan. [Baca juga: Bersaksi di dalam kuasa Roh Kudus. Klik disini.]

 

Ayat-ayat Firman Tuhan

(6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Rasul 1:6-8)

 

Maukah Engkau memulihkan Israel?

Secara sepintas kita tidak melihat ada sesuatu yang keliru dari pertanyaan yang diajukan oleh para murid kepada Yesus Kristus. Apa salahnya jika seseorang mengharapkan pemulihan bagi sebuah bangsa? Bukankah itu merupakan pengharapan yang baik? Bukankah ini merupakan pengharapan yang manusiawi dan humanis? [Baca juga: Apa yang dimaksud oleh Kitab Wahyu bahwa waktunya sudah dekat? Klikdisini.]

Akan tetapi kita tahu bahwa harapan ini tidak mendapat jawaban dari Tuhan, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa bagi Tuhan, harapan para murid itu adalah harapan yang keliru. Jika demikian, dimana letak kekeliruannya? Saya melihat ada dua kemungkinan.

Kemungkinan yang pertama, kekeliruan para murid adalah karena mereka masih berharap bahwa Israel akan dipulihkan secara politik, yaitu terbebas dari penjajahan Romawi dan kembali bangkit menjadi kerajaan yang dikagumi dan bahkan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. Murid-murid Tuhan Yesus ingin agar Guru mereka segera memulihkan Israel dari keterpurukan dan penjajahan. Mereka masih dipengaruhi oleh mimpi-mimpi bangsa Israel akan kejayaan mereka ketika Daud dan Salomo masih menjadi raja. Sosok Kristus yang terbukti lebih kuat daripada Daud dan Salomo karena mampu bangkit dari kematian, membuat harapan para murid menjadi semakin besar akan datangnya pemulihan bagi Israel. [Baca juga: Apakah kebangkitan Yesus Kristus satu-satunya kebangkitan yang ada? Klikdisini.]

Kemungkinan yang kedua, para murid mungkin sudah lebih dewasa secara spiritual sehingga tidak lagi berharap pada kejayaan Israel sebagai sebuah kerajaan yang lebih berkuasa dari kerajaan manapun di bumi. Akan tetapi mereka berharap dapat mengetahui kapankah akhir zaman tiba, yaitu suatu zaman dimana segala sesuatu dipulihkan, kebenaran Allah dinyatakan dan keadilan Allah dijalankan.

Secara manusiawi, apalagi jika dilihat dari kacamata manusia modern, seakan-akan tidak ada yang keliru dengan kemungkinan yang manapun dari dua kemungkinan yang ada. Ada banyak orang yang berharap untuk memiliki kejayaan di dunia ini, hidup makmur, aman, tentram, terjamin, bebas dari penjajahan seperti yang diharapkan oleh para murid itu pula. Dan ada banyak pula orang yang berharap agar akhir zaman segera tiba, sehingga dapat mengakhiri segala penderitaan dan ketidakadilan yang ada di dalam dunia.

Tetapi justru disinilah kita disadarkan akan betapa besarnya kebutuhan kita akan Firman Tuhan yang dapat menolong kita untuk mengetahui apa yang menjadi isi hati Allah dan bukan isi hati manusia. Tanpa adanya Firman yang memimpin dan mengarahkan kita, maka kita semua pun akan tersesat di dalam kegelapan dunia yang telah jatuh ini.

Dunia dapat memiliki keinginan hatinya sendiri, tetapi apa yang menjadi keinginan hati Allah sajalah yang paling penting untuk kita ketahui.

 

Engkau tidak perlu mengetahui

Dari ucapan-Nya, kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus tidak memperkenankan para murid-Nya untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pemulihan politik Israel maupun yang berhubungan dengan kapan waktunya akhir zaman itu tiba.

Bagi Tuhan Yesus, adalah keliru apabila para pengikut-Nya justru memusatkan perhatian pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali, sementara ada hal lain yang jauh lebih penting untuk dilakukan selagi masih ada di dalam dunia ini.

Pemulihan politik Israel bukanlah merupakan hal yang penting di mata Tuhan. Yang jauh lebih penting dari pemulihan politik adalah pemulihan spiritual dari orang-orang Israel, yaitu perubahan hati dari yang tegar tengkuk menjadi bangsa yang hatinya ditundukkan di hadapan Allah, dari hati yang berdosa menjadi hati yang mau bertobat. Penjajahan yang dilakukan oleh Romawi terhadap Israel bukanlah penjajahan yang seharusnya paling mengganggu apabila dibandingkan dengan penjajahan oleh dosa.

Bangsa Israel yang sejati seharusnya lebih fokus untuk mendapatkan kemerdekaan dari dosa dan memperoleh kebebasan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, ketimbang sekedar mendapatkan kemerdekaan dari Romawi dan memperoleh kebebasan untuk menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain.

Akhir zaman memang merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi, akan tetapi tidak ada manusia yang tahu kapan hal itu akan terjadi. Dan Tuhan tidak ingin kita menghabiskan waktu untuk membuat dugaan tentang kapan tibanya hari tersebut. Selagi dunia ini masih berjalan dan selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup, Tuhan ingin kita mengisi waktu dengan hal lain yang lebih penting, yaitu bersaksi tentang Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal Dia.

 

Kamu akan menjadi saksi-Ku

Tuhan Yesus ingin agar para pengikut-Nya memusatkan perhatian pada tanggung jawab sebagai saksi Yesus kepada masyarakat luas. Ketimbang memikirkan tentang akhir zaman ataupun memikirkan tentang kemerdekaan Israel sebagai suatu bangsa, Tuhan Yesus ingin agar para murid memikirkan orang lain yang belum mengenal Tuhan.

Melalui kesaksian para murid, memang tidak dapat dipastikan bahwa semua orang akan menjadi percaya, akan tetapi setidaknya banyak orang memperoleh kesempatan untuk menemukan jalan keluar dari kebinasaan yang sedang menantikan mereka. Apa gunanya jika seseorang hidup sebagai warga negara yang bebas dari penjajahan akan tetapi orang itu masih hidup di bawah hukuman dosa?

Ketika Tuhan memerintahkan para murid untuk bersaksi, Tuhan tidak melepas mereka tanpa bekal sama sekali. Sebaliknya, Tuhan menyertai para saksi-Nya itu dengan kuasa Ilahi yang berasal dari Roh Kudus, sebab Roh Kudus itulah sang penggerak utama bagi penyelenggaraan kesaksian Injil di seluruh dunia.

Dari ayat 8 kita melihat bahwa Tuhan Yesus menginginkan agar para murid bersiap-siap menerima kuasa sekaligus tanggung jawab pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Jadi para murid bukan pergi ke seluruh dunia dengan kuat kuasa yang ada di dalam diri mereka sendiri, melainkan mereka kan memperoleh kuasa itu dari Roh Kudus. Di sisi lain, kuasa yang Roh Kudus berikan kepada para murid, bukanlah sejenis kekuasaan yang hanya untuk dinikmati seorang diri saja, melainkan kekuasaan yang ditujukan untuk dinikmati oleh banyak orang.

 

Akhir kata

Belajar dari ayat-ayat Firman Tuhan di dalam Kisah Rasul ini, marilah mulai sekarang untuk tidak lagi mau dipengaruhi oleh berita-berita dunia tentang kapan waktunya kiamat dan kapan waktu kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Akan lebih baik jika kita memusatkan perhatian pada tugas dan tanggung jawab kita sebagai saksi Kristus bagi orang-orang yang kita temui dalam hidup ini. Marilah kita minta pertolongan Roh Kudus agar menjadikan kita saksi Kristus bagi orang lain.

Kiranya Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita. Amin. (Oleh: Izar Tirta).