Monday, February 11, 2019

Bagaimana kita bisa yakin bahwa Alkitab kita percayai itu berisikan berita yang benar?

Darimana kita tahu bahwa Alkitab yang kita miliki saat ini bukan kitab yang palsu?
Hal apa yang dapat dijadikan dasar bagi keyakinan kita?


Alkitab adalah Firman Kebenaran



Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, (Lukas 1:1)



Buku "Dari Injil Lukas Bagi Kehidupan Masa Kini"

Pendahuluan

Berita tentang Yesus Kristus adalah berita yang menghebohkan pada abad pertama.Bagi mereka yang tidak mengenal Yesus, beritanya jadi heboh karena dari desus-desusnya, orang ini diduga berambisi untuk menjadi raja. Namun karena nasibnya kurang beruntung, belum sempat mencicipi kenikmatan menjadi raja, ia telah keburu ditangkap, digebuki dan disalib sampai mati sebagai pemberontak. [Baca Juga: Kesaksian sejarah sekuler tentang Yesus Kristus. Klik disini.]

Semasa hidupnya, pemberontak satu ini dianggap suka melecehkan hari Sabat, suka kumpul-kumpul bareng pelacur, duduk semeja dengan pemungut cukai, doyan makan, suka minum-minum dan bahkan pernah membual bisa membangun Bait Allah hanya dalam 3 hari saja. Benar-benar heboh, kisah orang aneh yang satu ini.

Kehebohan beritanya tidak selesai sampai di situ, pada hari ketiga setelah mati disalib, mayatnya dikabarkan hilang. Pemerintah dan pemuka agama menyiarkan berita bahwa mayat orang ini dicuri oleh para pengikutnya yang kemudian kabur karena takut mengalami nasib yang sama dengan pemberontak malang tersebut.

Bayangkan betapa hebohnya berita seperti itu, bukan?

Di sisi lain, kita orang yang percaya pada Yesus Kristus, merasa yakin bahwa bukan seperti itu ceritanya. Dia bukan pemberontak, bukan pembual dan bukan orang aneh. Dia telah bangkit dan kita sangat menghormati Dia. Kita yakin bahwa kisah yang disebutkan tadi adalah keliru.

Tapi masalahnya, bagaimana kita bisa yakin bahwa apa yang kita percayai itu adalah berita yang benar? Bagaimana kalau ternyata kitalah yang telah dibohongi selama ini?


Banyak orang
 
Kita bersyukur bahwa peristiwa Yesus bukanlah peristiwa yang subjektif, personal dan tertutup. Melainkan suatu berita yang objektif (tidak dipengaruhi oleh perasaan seseorang), komunal (melibatkan banyak orang) dan terbuka (dapat diselidiki, ditelusuri, serta dianalisa)

Ada banyak orang yang menyaksikan peristiwa itu. Hal ini menjadi penting karena dengan banyaknya orang yang menyaksikan, maka akan banyak pula pihak yang mengevaluasi dan menilai kebenaran peristiwa itu.

Sehingga jika berita itu akhirnya terdengar oleh kita dengan penuturan seperti yang kita ketahui kini, maka kita boleh merasa yakin bahwa berita itu benar adanya. Sebab jika berita itu tidak benar, maka sudah pasti berita tentang Yesus yang sampai kepada kita hari ini akan berbeda sekali. Jika saja Matius, Markus, Lukas dan Yohanes menyampaikan berita bohong tentang Yesus, maka sudah barang tentu berita mereka sudah habis terkoreksi oleh orang-orang yang hidup pada zaman mereka. Apalagi para pengikut Yesus pada umumnya bukan berasal dari kalangan yang terpandang. Tidak ada satu manusia pun yang akan ragu atau segan untuk “menghajar” mereka apabila mereka dianggap berbohong. Para pemberita Injil itu adalah orang-orang yang sederhana, jika orang lain dapat percaya pada berita mereka, maka hal itu terjadi karena yang mereka beritakan adalah kebenaran, bukan karena status atau penampilan mereka sendiri.

“Banyak orang,” kata Lukas, dan orang-orang itu tidak membantah, tidak mengoreksi, tidak mengubah berita tentang Yesus. Berita tentang pemberontak malang yang saya utarakan di awal tadi tidak pernah bertahan lama. Orang banyak yang dilukiskan oleh Lukas itu akhirnya menilai sendiri mana berita yang benar dan mana berita yang keliru.

Alkitab yang kita terima hari ini adalah tulisan yang sudah melewati ujian waktu dan uji kesaksian dari orang banyak tersebut. Berbagai penggalian arkeologi telah dilakukan, baik dengan tujuan untuk mendukung kesaksian Alkitab maupun untuk tujuan mendiskreditkannya. Tapi hingga hari ini, temuan demi temuan arkeologi justru semakin mengukuhkan bahwa berita yang disampaikan oleh Alkitab adalah kebenaran.

Alkitab adalah satu-satunya Kitab Suci yang terus menerus di challenge, baik oleh orang yang tulus mencari maupun oleh orang yang dikuasai oleh benci. Tidak ada satu system of belief yang telah mengalami tantangan, pertanyaan, dan pemeriksaan yang begitu mendetil seperti Alkitab.

Ada suatu kepercayaan di dunia ini yang melarang umatnya bertanya secara kritis terhadap tulisan kitab suci mereka. Ada ancaman yang serius bagi mereka yang nekat meneliti dan mempertanyakan isi kitab tersebut. Tetapi tidak demikian halnya dengan Alkitab. Siapa pun boleh membedahnya habis-habisan, entah dengan tujuan untuk mempermuliakan Firman-Nya, entah dengan tujuan menghina. Tidak sedikit orang yang begitu bencinya pada Yesus Kristus dan Alkitab sehingga mereka membedah Alkitab dengan maksud mencari titik kelemahan Yesus, serta berusaha membuktikan ketololan orang Kristen yang mau-maunya percaya pada Yesus.

Tetapi anehnya, tidak sedikit dari kelompok para pembenci ini yang justru malah bertemu dengan Yesus secara pribadi, lalu percaya kepada-Nya dan kemudian berbalik arah, gigih memberitakan kebenaran tentang Dia. Jadi kalau hingga sekarang ada orang yang merasa belum pernah bertemu dengan Yesus secara Pribadi melalui Alkitab, mungkin sekali hal itu terjadi karena orang tersebut memang belum pernah membedah Alkitab habis-habisan. Sebab logikanya, orang yang benci saja bisa bertemu dengan Dia, masakan orang yang sungguh mencari malah tidak menemukan Dia??


Peristiwa yang telah terjadi di antara kita
 
Kisah tentang Yesus Kristus bukanlah suatu dongeng atau mitos, melainkan kisah yang di dasarkan pada peristiwa yang telah terjadi. Based on true story, kalau memakai istilah perfilman jaman sekarang.

Karena didasarkan pada peristiwa yang telah terjadi, maka Lukas dapat melakukan penelitian terhadap peristiwa tersebut. Anggaplah saya tergila-gila pada Spiderman, lalu saya bermaksud mencari rumahnya, kantor tempat dia bekerja, lokasi tempat dia biasa muncul sebagai pahlawan dan seterusnya. Apakah hal itu mungkin untuk dilakukan? Tentu tidak. Karena Spiderman adalah tokoh khayalan. Dia tidak nyata, maka tidak mungkin saya meneliti kehidupannya.

Lukas mengaku bahwa ia telah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, sebelum ia membukukan hasil penyelidikan itu secara teratur untuk Teofilus (Lukas 1:3). Kita, sudah terpisah 2000 tahun dengan peristiwa itu, sehingga untuk kita mewawancarai Petrus, Paulus atau Zakheus sudah tidak mungkin lagi. Tapi thanks to Lukas, kita dapat mempelajari hasil penelitiannya tersebut saat ini. [Baca juga: Siapakah Teofilus yang disebutkan oleh Lukas? Klik disini]

Terus terang saya suka agak sedih jika mendengar orang berkata bahwa masalah iman adalah masalah yang semata-mata bersifat subjektif. Kalau saya suka coklat, orang lain suka kopi maka saya setuju bahwa itu adalah persoalan subjektif. Kalau saya lebih suka pada Batman sementara orang lain lebih senang dengan Gatotkaca, maka saya setuju sekali jika hal itu ada di dalam wilayah subjektifitas masing-masing orang.

Tapi jika saya mengatakan bahwa matahari terbit di Timur, sementara orang lain yakin bahwa matahari terbit di Barat, dapatkah hal semacam itu disebut sebagai “masalah keyakinan, tergantung subjektifitas masing-masing orang?” [Baca juga: Ketika langit bercerita. Klik disini]

Peristiwa tentang Yesus Kristus adalah peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Ada banyak orang yang menyaksikan peristiwa itu pada saat sedang berlangsung (kita sebut mereka saksi mata). Dan tak terbilang banyaknya orang yang meneliti dan membedah peristiwa tersebut dari berbagai disiplin ilmu.

Tidak ada orang yang mendapat ancaman pembunuhan karena bermaksud untuk meneliti Alkitab, mempertanyakan, bahkan menghinanya sekali pun. Dan hingga kini, berita Alkitab tetap merupakan kebenaran yang tidak tergoyahkan.

Seandainya saja orang yang keukeh mengatakan bahwa matahari terbit di Barat itu mau bangun lebih pagi dan mau belajar arah mata angin, dia akan tahu bahwa saya berkata benar.

Seandainya saja orang yang tidak percaya pada Yesus itu mau belajar Alkitab dengan baik, dia akan tahu bahwa Yesus memang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya yang tersedia bagi manusia. “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku,” itu pengakuan Yesus sendiri.

Kiranya Tuhan memberkati kita dengan keinginan untuk membuka hati dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, sehingga melaluinya kita boleh mengenal Yesus Kristus secara pribadi, sebagaimana Ia mau dikenal. Amin. (Oleh: Izar Tirta)


Baca juga:

Alkitab mengajarkan bahwa tanpa Yesus Kristus datang menyelamatkan kita, maka tidak seorangpun yang dapat diluputkan dari neraka. Baca perenungannya dalam Karena semua orang telah berbuat dosa. Klik disini.

Banyak orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, tetapi Alkitab memberikan kita petunjuk tentang seperti apakah orang percaya yang sejati itu. Mari kita memeriksa diri sendiri, apakah  kita sudah memiliki iman yang sejati? Klik disini.

Apakah yang lebih penting dari kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan? Klik disini.

Mengapa Bapa yang baik mengizinkan penderitaan? Klik disini