Dalam kehidupan sehari-hari kita sering diajak berpikir bahwa orang yang diberkati oleh Tuhan adalah orang yang hidupnya kaya raya dan penuh dengan kesuksesan di dalam karier ataupun materi. Tetapi menurut sebuah kisah yang terkenal di Alkitab kita dapat belajar bahwa orang yang dikutuk oleh Tuhan pun masih dapat menikmati kekayaan dan keberhasilan materi di dalam hidupnya.
Sehingga kita tidak seharusnya berpegang pada anggapan bahwa orang yang kaya pasti diberkati oleh Tuhan, ataupun orang yang diberkati Tuhan maka pastilah ia akan menikmati kekayaan dan gelimangan harta di dalam hidupnya.
Kita akan melihat bagaimana suksesnya Kain, manusia yang telah dikutuk oleh Tuhan itu.
Kain berhasil
membangun sebuah kota
Di mata orang modern yang sangat mengagungkan
pencapaian, karya dan prestasi, Kain adalah orang yang membanggakan. Betapa
tidak, setelah Tuhan mengutuk Kain dan tanah pun menolak dia, Kain tidak
kehabisan akal dan tidak kehabisan daya upaya. Siapa bilang, orang yang
hidupnya sudah dijauhkan dari Tuhan maka hidupnya tidak bisa sukses?
Kain sangat sukses, ia membangun kota. Ia
adalah developer pertama di dunia. Apakah kita pernah bertemu langsung
dengan seorang developer yang
sukses? Bukankah mereka juga orang yang kaya raya serta mampu menerbitkan decak
kagum di hati kita? Nah, sekarang kita tahu bahwa Kain yang dikutuk Tuhan pun
bisa sukses seperti mereka-mereka itu. Bahkan Kain sudah jadi perancang kota,
jauh sebelum ada developer lain di dunia.
Tentu saja dengan berkata begini bukan berarti
saya menganggap pekerjaan seorang developer adalah pekerjaan yang berdosa. Tentu saja tidak sesederhana itu, dan tentu saja
tidak bijaksana jika kita menilai seseorang semata-mata dari pekerjannya, tanpa
mempertimbangkan sikap hati mereka sama sekali. Namun fakta bahwa Kain mampu
membangun kota bahkan setelah Tuhan mengutuk dia, mengajarkan kita setidaknya
dua hal:
Pertama, orang yang dikutuk Tuhan, belum
tentu hidupnya di dunia akan mengalami kemalangan.
Kedua, orang yang sukses di dunia ini, belum
tentu adalah orang yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan. Sebab yang dikutuk
pun masih bisa sukses.
Kain memiliki
banyak keturunan
Kalau saja Alkitab tidak pernah ditulis, maka
orang-orang yang tidak punya anak akan merasa menderita sekali, karena akan
dianggap sebagai orang yang tidak beruntung. Bahkan bagi kebudayaan tertentu,
orang semacam itu bisa dianggap sebagai orang yang dijauhi oleh Tuhan.
“Banyak anak banyak rejeki,” demikian
perkataan orang di zaman kita. Keberuntungan seseorang sering diukur dari
banyaknya anak yang dimiliki. Sehingga orang yang tidak punya anak tentu saja
akan dianggap sebaliknya, otomatis bukan?
Jika seperti itu, maka sekali lagi harus kita
katakan bahwa Kain adalah orang yang beruntung. Ia tidak pernah dicatat dalam
Alkitab sebagai orang punya masalah dengan istri yang rahimnya tidak subur.
Abraham berkutat dengan masalah istri yang mandul. Zakaria juga mengalami
persoalan dengan Elisabet yang mandul. Dan barangkali ada di antara kita yang
juga sama seperti itu.
Tetapi Kain tidak. Itu bukan persoalan bagi
dia. Keturunan kain banyak. Justru Habel yang tidak punya keturunan. Dari
kacamata dunia, Kain adalah sosok yang beruntung, sementara Habel adalah orang
yang sial.
Keturunan Kain
adalah pribadi-pribadi yang handal di bidangnya
Bukan saja Kain itu punya banyak keturunan,
tetapi Alkitab juga menyebutkan bahwa keturunan Kain adalah orang-orang top
yang sangat mungkin akan diwawancarai oleh Forbes sebelum dimasukkan ke dalam
daftar orang kaya di majalahnya itu.
Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa
orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak. (Kej 4:20)
Salah seorang keturunan Kain berhasil menjadi
peternak yang sukses, dan menjadi bapa orang-orang Nomaden yang suka
mengembara. Agaknya Yabal ini adalah seorang yang memiliki peternakan sangat
besar di berbagai tempat sehingga ia harus mendirikan berbagai bangunan semi
permanen agar mobilitasnya tetap tinggi sementara ia mengawasi kawanan ternak
yang dimilikinya.
Nama adiknya ialah
Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling. (Kej 4:21)
Kalau Yabal sukses dengan dunia peternakan,
maka Yubal adiknya adalah seorang penemu sekaligus pemain musik yang sangat
handal. Pikirkan Mozart atau Beethoven, pikirkan siapa saja musisi paling
handal di jaman kita. Sulit untuk tidak kagum pada orang-orang yang mahir dalam
bidang kesenian bukan? Sekaligus sulit membayangkan betapa besar bakat dan
talenta yang dimiliki oleh orang-orang beruntung itu.
Kain juga tidak kalah hebat. Salah seorang
keturunannya adalah jenius di bidang musik, seorang pria yang sangat
bertalenta.
Zila juga melahirkan
anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. (Kej 4:22)
Sektor peternakan sudah digarap, sektor
kesenian sudah dirambah, maka kini kita berjumpa dengan orang sukses
berikutnya, yaitu seorang industrialis yang sukses mengelola hasil bumi berupa
mineral. Ia mengolah tembaga dan besi sehingga menjadi alat-alat yang berguna
di dalam kehidupan masyarakat pada masa itu.
Tubal-Kain bukan saja berhasil menemukan dan
menggali tembaga dan besi dari dalam tanah. Ia juga berhasil mengolah bahan
baku dasar tersebut menjadi alat yang berguna. Forbes pasti akan memasang nama
Tubal Kain dalam majalahnya, sebagai bos tembaga sekaligus raja besi dunia.
Sulit membayangkan Kain sebagai pria yang
malang, walau pun ia dikutuk Tuhan. Kain sendiri pun mungkin sudah lupa akan
statusnya sebagai orang yang dibuang dari hadapan Tuhan. Kesuksesan demi
kesuksesan, terus mengalir dalam hidupnya. Seperti inikah profil orang yang
dikutuk Tuhan?
Bagi kita orang modern, Kain dan keluarganya
adalah kalangan elit yang terhormat dan membanggakan. Kita pasti akan
membicarakan keluarga ini pada obrolan
di tengah-tengah acara arisan keluarga kita. Dan sangat mungkin ada banyak dari kita ingin memajang foto-foto di
ruang tamu yang memperlihatkan momen membanggakan pada saat kita sedang
bersalaman dengan Kain atau salah satu keturunan keluarganya. Bersalaman dengan
Yabal si musisi handal sambil berfoto bareng Tubal-Kain sang raja besi di
rumah peternakan nan luas dan mewah milik Yubal. Siapa yang akan menolak?
Apalagi kita tahu bahwa tiga orang itu adalah keturunan dari city developer terkemuka pula.
Rasanya kita mau sekali berelasi dengan keluarga ini, karena siapa tahu kita
pun bisa kecipratan sukses
dari apa yang dipunyai oleh mereka.
UNTUK DIRENUNGKAN
Itulah gambaran dari jalan kemuliaan keluarga Kain. Sesuai
namanya, Kain mendapat banyak hal dalam hidup ini. Tapi dia tidak mendapatkan
relasi dengan Tuhan. Dalam kekayaannya,
Kain tidak pernah lagi berbicara dengan Allah. Tapi peduli amat bukan? Toh dia sudah
kaya, dia sudah memiliki segala-galanya di dunia ini. Dalam kematiannya, Habel
masih bisa berbicara dengan Allah. Tapi peduli amat juga kan? Toh dia
sudah mati, dia sudah kehilangan segala-galanya di dunia ini.
Kalau kita bisa memilih, kehidupan
mana yang lebih menarik untuk dipilih? Jalan hidup
Kain yang membuat Forbes (dan sebagian besar dari orang di jaman kita) angkat
topi? Atau jalan hidup Habel yang sia-sia?
Jalan hidup Habel mirip dengan jalan kehidupan
Yesus. Dan, jalan kehidupan Yesus adalah jalan kehidupan yang tidak mungkin
membuat Forbes angkat topi. Jauh lebih mungkin bagi Forbes untuk memilih angkat
kaki dari hadapan Dia, ketimbang angkat topi untuk Dia. Kiranya Tuhan
memberkati kita dengan belas kasihan dan bijaksana dalam memilih jalan hidup
kita. Amin. (Oleh: Izar Tirta)
Kunjungi website Kristen kami lainnya disini