Hal apa yang dapat dijadikan dasar bagi keyakinan kita?
Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun
suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, (Lukas 1:1)
Buku "Dari Injil Lukas Bagi Kehidupan Masa Kini"
Pendahuluan
Berita tentang
Yesus Kristus adalah berita yang menghebohkan pada abad pertama.Bagi mereka yang
tidak mengenal Yesus, beritanya jadi heboh karena dari desus-desusnya, orang
ini diduga berambisi untuk menjadi raja. Namun karena nasibnya kurang
beruntung, belum sempat mencicipi kenikmatan menjadi raja, ia telah keburu ditangkap, digebuki dan disalib
sampai mati sebagai pemberontak. [Baca Juga: Kesaksian sejarah sekuler tentang Yesus Kristus. Klik disini.]
Semasa hidupnya,
pemberontak satu ini dianggap suka melecehkan hari Sabat, suka kumpul-kumpul bareng pelacur, duduk semeja dengan pemungut cukai, doyan makan, suka minum-minum dan bahkan
pernah membual bisa membangun Bait Allah hanya dalam 3 hari saja. Benar-benar heboh,
kisah orang aneh yang satu ini.
Kehebohan
beritanya tidak selesai sampai di situ, pada hari ketiga setelah mati disalib, mayatnya
dikabarkan hilang. Pemerintah dan pemuka agama menyiarkan berita bahwa mayat
orang ini dicuri oleh para pengikutnya yang kemudian kabur karena takut
mengalami nasib yang sama dengan pemberontak malang tersebut.
Bayangkan betapa
hebohnya berita seperti itu, bukan?
Di sisi lain, kita
orang yang percaya pada Yesus Kristus, merasa yakin bahwa bukan seperti itu
ceritanya. Dia bukan pemberontak, bukan pembual dan bukan orang aneh. Dia telah
bangkit dan kita sangat menghormati Dia. Kita yakin bahwa kisah yang disebutkan
tadi adalah keliru.
Tapi masalahnya,
bagaimana kita bisa yakin bahwa apa yang kita percayai itu adalah berita yang benar?
Bagaimana kalau ternyata kitalah yang telah dibohongi selama ini?
Banyak
orang
Kita bersyukur
bahwa peristiwa Yesus bukanlah peristiwa yang subjektif, personal dan tertutup.
Melainkan suatu berita yang objektif (tidak dipengaruhi oleh perasaan
seseorang), komunal (melibatkan banyak orang) dan terbuka (dapat diselidiki,
ditelusuri, serta dianalisa)
Ada banyak orang
yang menyaksikan peristiwa itu. Hal ini menjadi penting karena dengan banyaknya
orang yang menyaksikan, maka akan banyak pula pihak yang mengevaluasi dan
menilai kebenaran peristiwa itu.
Sehingga jika berita
itu akhirnya terdengar oleh kita dengan penuturan seperti yang kita ketahui
kini, maka kita boleh merasa yakin bahwa berita itu benar adanya. Sebab jika
berita itu tidak benar, maka sudah pasti berita tentang Yesus yang sampai
kepada kita hari ini akan berbeda sekali. Jika saja Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes menyampaikan berita bohong tentang Yesus, maka sudah barang tentu berita
mereka sudah habis terkoreksi oleh orang-orang yang hidup pada zaman mereka.
Apalagi para pengikut Yesus pada umumnya bukan berasal dari kalangan yang
terpandang. Tidak ada satu manusia pun yang akan ragu atau segan untuk “menghajar”
mereka apabila mereka dianggap berbohong. Para pemberita Injil itu adalah
orang-orang yang sederhana, jika orang lain dapat percaya pada berita mereka,
maka hal itu terjadi karena yang mereka beritakan adalah kebenaran, bukan
karena status atau penampilan mereka sendiri.
“Banyak orang,”
kata Lukas, dan orang-orang itu tidak membantah, tidak mengoreksi, tidak
mengubah berita tentang Yesus. Berita tentang pemberontak malang yang saya
utarakan di awal tadi tidak pernah bertahan lama. Orang banyak yang dilukiskan
oleh Lukas itu akhirnya menilai sendiri mana berita yang benar dan mana berita
yang keliru.
Alkitab yang
kita terima hari ini adalah tulisan yang sudah melewati ujian waktu dan uji
kesaksian dari orang banyak tersebut. Berbagai penggalian arkeologi telah dilakukan,
baik dengan tujuan untuk mendukung kesaksian Alkitab maupun untuk tujuan
mendiskreditkannya. Tapi hingga hari ini, temuan demi temuan arkeologi justru
semakin mengukuhkan bahwa berita yang disampaikan oleh Alkitab adalah
kebenaran.
Alkitab adalah
satu-satunya Kitab Suci yang terus menerus di challenge, baik oleh orang yang tulus mencari maupun oleh orang
yang dikuasai oleh benci. Tidak ada satu system
of belief yang telah mengalami tantangan, pertanyaan, dan pemeriksaan yang
begitu mendetil seperti Alkitab.
Ada suatu kepercayaan
di dunia ini yang melarang umatnya bertanya secara kritis terhadap tulisan
kitab suci mereka. Ada ancaman yang serius bagi mereka yang nekat meneliti dan
mempertanyakan isi kitab tersebut. Tetapi tidak demikian halnya dengan Alkitab.
Siapa pun boleh membedahnya habis-habisan, entah dengan tujuan untuk
mempermuliakan Firman-Nya, entah dengan tujuan menghina. Tidak sedikit orang
yang begitu bencinya pada Yesus Kristus dan Alkitab sehingga mereka membedah
Alkitab dengan maksud mencari titik kelemahan Yesus, serta berusaha membuktikan
ketololan orang Kristen yang mau-maunya
percaya pada Yesus.
Tetapi anehnya,
tidak sedikit dari kelompok para pembenci ini yang justru malah bertemu dengan
Yesus secara pribadi, lalu percaya kepada-Nya dan kemudian berbalik arah, gigih
memberitakan kebenaran tentang Dia. Jadi kalau hingga sekarang ada orang yang merasa
belum pernah bertemu dengan Yesus secara Pribadi melalui Alkitab, mungkin
sekali hal itu terjadi karena orang tersebut memang belum pernah membedah Alkitab
habis-habisan. Sebab logikanya, orang yang benci saja bisa bertemu dengan Dia,
masakan orang yang sungguh mencari malah tidak menemukan Dia??
Peristiwa
yang telah terjadi di antara kita
Kisah tentang
Yesus Kristus bukanlah suatu dongeng atau mitos, melainkan kisah yang di
dasarkan pada peristiwa yang telah terjadi. Based
on true story, kalau memakai istilah perfilman jaman sekarang.
Karena
didasarkan pada peristiwa yang telah terjadi, maka Lukas dapat melakukan
penelitian terhadap peristiwa tersebut. Anggaplah saya tergila-gila pada Spiderman, lalu saya bermaksud mencari
rumahnya, kantor tempat dia bekerja, lokasi tempat dia biasa muncul sebagai
pahlawan dan seterusnya. Apakah hal itu mungkin untuk dilakukan? Tentu tidak.
Karena Spiderman adalah tokoh khayalan.
Dia tidak nyata, maka tidak mungkin saya meneliti kehidupannya.
Lukas mengaku
bahwa ia telah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya,
sebelum ia membukukan hasil penyelidikan itu secara teratur untuk Teofilus (Lukas
1:3). Kita, sudah terpisah 2000 tahun dengan peristiwa itu, sehingga untuk kita
mewawancarai Petrus, Paulus atau Zakheus sudah tidak mungkin lagi. Tapi thanks to Lukas, kita dapat mempelajari hasil
penelitiannya tersebut saat ini. [Baca juga: Siapakah Teofilus yang disebutkan oleh Lukas? Klik disini]
Terus terang
saya suka agak sedih jika mendengar orang berkata bahwa masalah iman adalah
masalah yang semata-mata bersifat subjektif. Kalau saya suka coklat, orang lain
suka kopi maka saya setuju bahwa itu adalah persoalan subjektif. Kalau saya
lebih suka pada Batman sementara
orang lain lebih senang dengan Gatotkaca, maka saya setuju sekali jika hal itu
ada di dalam wilayah subjektifitas masing-masing orang.
Tapi jika saya
mengatakan bahwa matahari terbit di Timur, sementara orang lain yakin bahwa matahari
terbit di Barat, dapatkah hal semacam itu disebut sebagai “masalah keyakinan, tergantung
subjektifitas masing-masing orang?” [Baca juga: Ketika langit bercerita. Klik disini]
Peristiwa
tentang Yesus Kristus adalah peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Ada banyak
orang yang menyaksikan peristiwa itu pada saat sedang berlangsung (kita sebut
mereka saksi mata). Dan tak terbilang banyaknya orang yang meneliti dan
membedah peristiwa tersebut dari berbagai disiplin ilmu.
Tidak ada orang
yang mendapat ancaman pembunuhan karena bermaksud untuk meneliti Alkitab,
mempertanyakan, bahkan menghinanya sekali pun. Dan hingga kini, berita Alkitab
tetap merupakan kebenaran yang tidak tergoyahkan.
Seandainya saja
orang yang keukeh mengatakan bahwa matahari
terbit di Barat itu mau bangun lebih pagi dan mau belajar arah mata angin, dia
akan tahu bahwa saya berkata benar.
Seandainya saja
orang yang tidak percaya pada Yesus itu mau belajar Alkitab dengan baik, dia
akan tahu bahwa Yesus memang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya yang
tersedia bagi manusia. “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Bapa
kalau tidak melalui Aku,” itu pengakuan Yesus sendiri.
Kiranya Tuhan memberkati kita dengan keinginan untuk membuka hati dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, sehingga melaluinya kita boleh mengenal Yesus Kristus secara pribadi, sebagaimana Ia mau dikenal. Amin. (Oleh: Izar Tirta)
Kiranya Tuhan memberkati kita dengan keinginan untuk membuka hati dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, sehingga melaluinya kita boleh mengenal Yesus Kristus secara pribadi, sebagaimana Ia mau dikenal. Amin. (Oleh: Izar Tirta)
Baca juga:
Alkitab mengajarkan bahwa tanpa Yesus Kristus datang menyelamatkan kita, maka tidak seorangpun yang dapat diluputkan dari neraka. Baca perenungannya dalam Karena semua orang telah berbuat dosa. Klik disini.
Banyak orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, tetapi Alkitab memberikan kita petunjuk tentang seperti apakah orang percaya yang sejati itu. Mari kita memeriksa diri sendiri, apakah kita sudah memiliki iman yang sejati? Klik disini.
Apakah yang lebih penting dari kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan? Klik disini.
Mengapa Bapa yang baik mengizinkan penderitaan? Klik disini